Genre: Drama,
Thriller
Rated: PG-13
Directed by Mouly Surya ; Produced by Rama Adi, Fauzan Zidni
; Written by Rama Adi, Garin
Nugroho, Mouly Surya ; Starring Marsha
Timothy, Egy Fedly, Dea Panendra, Yoga Pratama, Haydar Salishz ; Music by Yudhi Arfani, Zeke
Khaseli Cinematography by Yunus
Pasolang; Film Editing by Kelvin
Nugroho; Production Companies Cinesurya
Pictures ; Distributors Icarus
Films (2017) (USA) (all media), Kimstim Films (2017) (USA) (all
media) Release Dates France 24 May 2017, Indonesia 16 November 2017 ;
Runtime: 90 minutes ; Language: Indonesian
Storyline:
Marlina (Marsha Timothy) adalah seorang janda
yang tinggal seorang diri diperbukitan Sumba yang sepi. Sampai suatu hari Markus
(Egy Fedly) dan komplotannya datang untuk
merampok ternak dan menikmati tubuhnya. Untuk membela diri akhirnya Marlina dengan
segenap keberaniannya menghukum mereka semua.
Review / Resensi:
Film Marlina
Si Pembunuh Dalam Empat Babak (yang selanjutnya akan saya sebut “Marlina”)
adalah sedikit film Indonesia yang berhasil terseleksi dalam rangkaian Festival
Film Cannes. Alasan itulah yang membuat saya akhirnya menghabiskan malam minggu
bersama istri untuk menonton film Marlina dibandingkan Justice League (film yang sedang menguasai layar bioskop
minggu ini).
Selain itu,
trailer Marlina yang sangat keren adalah faktor penguat lainnya.
Jika trailer
Marlina keluar saat saya menonton youtube, tidak pernah saya skip. Hal yang pernah saya lakukan dulu untuk
trailer The Raid 2.
Didalam
trailernya saja kita bisa merasakan dialog-dialog yang singkat namun tegas, skoring
musik yang lembut menegankan dengan disertai visual dataran Sumba yang terkenal sebagai surganya
lanscape.
Film Marlina
menceritakan tentang kekuatan seorang perempuan yang meski sedang berduka
dibalik kematian suaminya, mesti harus ditambah derita dengan kedatangan para
gerombolan perampok yang menyiksanya baik verbal, psikis dan mental.
Marlina
menolak untuk kalah, Marlina menolak untuk menyerah.
Meskipun rencana
tidak berjalan sebagaimana mestinya, namun Marlina tetap berhasil menghukum
mereka, mengeksekusi para bajingan itu dengan Markus sang pemimpin mendapatkan kepala terpisah dari organ tubuhnya.
Perjalan kisah
yang terbagi dalam empat babak yaitu perampokan, perjalan, pengakuan dan
kelahiran mengajak para penonton untuk menyelami alam pikiran serta perasaan Marlina.
Skoring
musik yang apik sangat membantu penonton tanpa perlu film Marlina bercerita dengan
dialog-dialog yang panjang. Novi kawan perjalan Marlina untuk membuat pengakuan
akhirnya membawa Marlina pada akhir kisah “kelahiran”.
Dalam film
Marlina terdapat banyak ruang bagi penonton untuk menginterpretasikan tiap-tiap
babak. Sehingga kesan yang didapat tiap penonton tidak akan melulu sama.
Saya pribadi berpendapat film Marlina
memberikan kesan hidup sudah demikian menderita, hidup yang tidak ingin terus
menerus kalah, hidup yang tersisa satu-satunya saat ini hanyalah keberanian. Keberanian yang tidak ingin pudar sampai ia benar-benar hancur
total.
Over view:
Banyak kesan
yang akan ditinggalkan saat keluar dari bioskop. Dialog, perfect shot, aksi
eksekusi, skoring musik, surga lanscape,
scene kepala atau organ tanpa kepala dan resep sop ayam tentu saja. Mungkin juga ada yang saat keluar akan
berseru bingung atau bertanya-tanya
tentang maksud filmnya.
Secara keseluruhan
saya sangat menikmati film ini. Rating 9/10 yang saya submit di IMDB.
Sangat recommended.
udah lama banget saya g nonton bioskop sama istri, maklum ini anak saya usianya baru 17 bulan
ReplyDeletesemoga anaknya sehat dan cepat besar mas..
Deletebiar bisa nonton biokop bareng lagi sama istrinya,,hehe