“Dalam dunia realitas tidak manusiawi yang tersisa hanya manusia dengan tempat perlindungan. Itu adalah mimpi. Parade yang penuh pengungsi yang terpaksa diusir dari kenyataan.” -- Dr. Seijiro Inui ‘Chairman’
Saya kerap mengatakan bahwa animasi atau kartun tidak melulu merupakan tontonan anak-anak. Hal ini pernah saya tuangkan misalnya dalam tulisan mengenai Spongebob sebagai kartun kategori dewasa. Ibu saya salah satunya yang sering menegur saya ketika saya biasa menonton Spongebob atau Upin Ipin. Beruntung bapak saya tidak begitu, meski tidak suka nonton Spongebob, bapak saya selalu menonton Keluarga Somat jika ada kesempatan.
Kali ini saya akan membahas mengenai film animasi berjudul "Paprika". Animasi ini yang dikategorikan sebagai tontonan dewasa menurut saya, bagaimana tidak, film ini mengakat cerita mengenai pengendalian pikiran orang lain untuk menguasai alam semesta melalui media alam mimpi. Mengerikan bukan, bayangkan, anak-anak belahan bumi mana yang bisa mengerti akan ide dan rencana gila tersebut.
Sepengetahuan saya, film yang bertemakan perjalanan ke alam mimpi memang jarang diangkat ke layar lebar, mungkin karena film dengan tema ini membutuhkan imajinasi tinggi untuk menyelesaikannya . Film dengan mimpi yang paling terkenal ialah film besutan Christopher Nolan yaitu Inception, selain itu ada juga film Waking Life (Richard Linklater) dan juga (meski bukan masuk ke alam mimpi) film Source Code (Duncan Jones) bisa juga kita kategorikan film tersebut.
Kembali ke Paprika, film itu sendiri bercerita tentang penemuan baru yang disebut DC-Mini. Alat yang masih dalam prose penyempurnaan ini memungkinkan orang untuk merekam dan menonton mimpi mereka. Suatu bencana terjadi, seorang pencuri menggunakan perangkat untuk memasuki pikiran orang bahkan ketika terjaga, dan mengalihkan perhatian mereka dengan mimpi mereka sendiri dan mimpi orang lain. Kekacauan kemudian terjadi dengan tercipatanya persimpangan antara 2 mimpi yang menjadikan mimpi kolektif.
Film ini memiliki 2 cerita karena selain DC-Mini itu dicuri, pada proses riset alat ini dicoba pada seorang inspektur polisi untuk membantunya menghilangkan trauma dimasa lalu. Pada proses pencarian dalang pencurian alat tersebut saja sudah merupakan keseruan tersendiri. Ditambah kisah mengharukan sang inspektur mengenai masa lalunya. membuat film Paprika double combo serunya.
Dengan durasi yang relatif singkat (90 menit) film ini membawa banyak kesan buat saya mulai dari teknologi, imajinasi, ambisi, misteri, cinta, kenangan dan kehendak bebas.
Hal menarik lainnya saat menonton film keluaran Madhouse ini, kita akan bertemu dengan patung Liberty, Budha, Sun Go Kong, Putri Duyung, Pinnochio, Tarzan, Bunda Maria, Politikus yang Tamak, boneka Ichimatsu dan banyak mahluk imajiner lainnya.
Menurut pendapat saya, film ini bisa disejajarkan dengan film Inception, atau bahkan mungkin ada yang menilainya lebih baik.
Rating saya 10/10.
Halo Mas Irwan, blognya kok gak ada blogroll nya ya ?? hehehe
ReplyDeleteKalo ada boleh kita tukeran link.
Blog saya ada di iza-anwar.blogspot.com
Terima Kasih ^_^
Terima kasih sudah berkunjung..
Deletesalam kenal.. :)
Hampir tiap hr, saya juga lihat keluarga somad dan sopo jarwo.
ReplyDeleteSomehow, 3 tahun belakangan ini jarang bngt lihat film mski di laptop. Film dg tema mimpi, sptnya blm pernah lihat.
huaaa,, keluarga somad emang lucu.. mereprestasikan kehidupan masyarakat banget..hehe
Deleteterima kasih sudah berkunjung.. :)